Kamis, 15 Maret 2012

IBD TULISAN (ILMU BUDAYA DASAR DALAM SISTEM INFORMASI)


ILMU BUDAYA DASAR DALAM SISTEM INFORMASI

"Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Sistem Informasi" , adakah hubungannya Ilmu Budaya Dasar dengan Sistem informasi ? Tentu saja ada.

Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan, pengertian tersebut adalah pengertian ilmu budaya dasar secara sederhana. Pengertian Ilmu Budaya Dasar secara luas yang dimana ilmu pengetahuan yang sudah mempelajari segala tentang budaya dan ilmu budaya dasar berperan penting dalam suatu masyarakat yang dimana dapat mengembangkan kepribadian kita serta wawasan kita mengenai budaya, seperti aspek kesenian adat istiadat, bahasa suatu bangsa untung lebih mengenal budaya yang ada dalam bangsa.

Disini terlihat akan ada banyak sekali keterkaitan Ilmu Budaya Dasar dengan Sistem Informasi.
Hubungan yang pertama adalah, sebagai Mahasiswa yang belajar mengenai Sistem Informasi tentu tahu bagaimana budaya-budaya yang baik yang diajarkan, hubungannya dengan sistem informasi adalah. kita sebagai mahasiswa belajar mengenai ilmu budaya dasar, tentu saja untuk mengetahui bagaimana budaya dan sikan yang baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari dengan manusia ataupun dengan komputer.
contoh hubungan sistem informasi dengan ilmu budaya dasar terhadap sitem informasi itu sendiri adalah seperti  pengembangan pribadi seorang manusia yang kuliah mengambil jurusan Sistem informasi, tentu saja akan di ajarkan bagai mana budaya untuk menghormati sesama mahasiswa sistem informasi. dengan keramah tamahan yang di miliki manusia yang membuat hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya lebih harmonis dan dapat bekerjasama dalam pembuatan project yang berbau komputer. misalnya, bekerjasama dalam membuat jaringan yang ada dalam suatu lingkungan kampus.
Memang benar jika ilmu budaya dasar merupakan ilmu yang mengajarkan semua budaya-budaya dan etika hidup yang baik. agar si pengguna ilmu dapat dinilai baik dan banyak disukai oleh banyak orang, sebut saja ketika seseorang yang kuliah di jurusan sistem informasi yang kelak akan menjadi pakar-pakar IT yang akan menjadi programmer yang mengerti apa itu teknologi dan cara membuat serta mengaturnya. disini hubungan sistem informasi dengan ilmu budaya dasar saling berhubungan kembali, selaku mahasiswa yang kuliah dijurusan sistem informasi tentu saja ingin membuat perangkat-perangkat atau praktisi pada komputer, lalu apa hubungannya dengan ilmu budaya dasar? hubungannya adalah ketika seseorang membuat suatu perangkat tentu saja perangkat tersebut harus bersesuaian dengan aturan yang berlaku, contohnya ketika seseorang berhasil menciptakan perangkat yang sangat berguna bagi manusia, tentu saja perangkat tersebut akan dijual oleh si pembuat dan yang menjadi hubungannya adalah bagaimana si pembuat dapat memastikan perangkat yang dibuatnya tersebut digunakan secara baik oleh manusia dan bukan di gunakan untuk hal-hal yang buruk, sebut saja "key logger" itu merupakan suatu aplikasi yang diciptakan seseorang untuk menyimpan apa-apa saja yang kita tuliskan, untuk di baca atau di telaah kembali. namun ada saja manusia yang tidak mengerti ilmu budaya dasar yang menggunakan "key logger" tersebut untuk mengetahuin password seseorang untuk melakukan hacking. hacking merupakan sesuatu tindakan yang merupakan penerobosan seseorang kedalam sistem yang di buat oleh seseorang yang di nilai sangat buruk, karena tidak mendapatkan izin dari pemilik sistem untuk merubah atau mengotak-atik sistem tersebut.

Contoh pengadaptasian IBD dalam ruang lingkup SI adalah :
1.      Dalam hal ini menghormati dengan menghargai para pembuat informasi setidak nya dengan mencantumkan sumber dari karya tulis kita bilamana ada hal yang kita kutip dari catatan seseorang.
2.      Dan juga etika dalam hak privasi, dengan tidak seenak nya mengganggu ID/account/nama seseorang terutama di dunia internet yang sifat nya ruang umum.
3.      Tidak menterpurukan nama baik seseorang atau pihak, dan merugikan siapapun untuk kepentingan apapun dan atas alasan apapun.
4.      Menjunjung tinggi nilai adat budaya seperti untuk tidak menggunakan kata-kata yang tidak pantas dalam ruang publik dan dalam proses pengolahan informasi.
Informasi dapat merubah nilai-nilai yang ada didalam masyarakat.
Sebuah nilai-nilai kehidupan masyarakat yang telah lama tertanam didalam sebuah masyarakat merupakan warisan turun-temurun dari para leluhurnya. Sebagai contoh masyarakat Indonesia sejak dahulu nenek moyangnya telah terkenal dengan budaya bangsa yang agak ketimur-timuran, Hal ini tercermin dari cara berpakaian yang tertutup dan rapi, tutur kata yang santun, ramah tamah, serta memiliki semangat untuk bergotong-royong.
Seiring berjalannya kemajuan teknologi dalam mengembangkan informasi yang mudah diakses dari banyaknya macam media, secara perlahan-lahan berbagai informasi yang begitu derasnya tak tertampung masuk kedalam masyarakat Indonesia, sehingga merubah paradigma berfikir dan menggeser nilai-nilai yang ada dengan tren atau kebiasaan orang diluar masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai tadi berubah menjadi budaya yang biasa dibilang dengan budaya kebarat-baratan. Perlahan tapi pasti kebiasaan dan semangat-semangat yang dahulu mulai berubah. Dahulu seorang wanita akan malu bila berpakaian yang terlalu terbuka auratnya, serba ketat dan mini. Namun pandangan tersebut berubah, bila sekarang dengan sedikit ledekan atau cibiran seorang wanita akan malu bila ia terlihat mengenakan pakaian yang rapi, sopan dan serba tertutup.
Ini merupakan salah satu contoh dari sebuah indikator bagaimana informasi mampu menggeser serta merubah nilai-nilai yang telah lama tertanam di sebuah mayarakat. Tentunya ini merupakan dampak negatif. Mungkin salah satu solusinya adalah bagaimana masyarakat mampu untuk memilah-milah informasi-informasi yang mereka terima tanpa begitu saja.
Perlu diperhatikan kembali bahwa didalam sebuah masyarakat generasi mudalah yang sangat rentan terkena dampak negatif ini. Kebiasaan-kebiasaan yang dianggap “negatif” karena diluar nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat itu, bila telah terbiasa dilakukan semenjak dini akan menjadi sulit untuk dikembalikan lagi. Dan berdampak kepada generasi selanjutnya.

IBD TULISAN (MAHASISWA DAN KEBUDAYAAN)


MAHASISWA DAN KEBUDAYAAN

A.     Peran Mahasiswa dalam Kebudayaan


Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar. Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
● Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik.  Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah  Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial.
Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, sains teknologi, dan seni. Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah melakukan pelestarian.
● Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kesenian merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM kesenian daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah. Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
B.      Optimalisasi Peran Lembaga Kebudayaan
Lembaga-lembaga kebudayaan baik yang berbentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM), sanggar, atau paguyuban merupakan elemen lain yang dapat berperan serta dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sejauh ini lembaga kebudayaan dipandang sebagai elemen masyarakat yang relatif memiliki perhatian dan kepedulian terhadap eksistensi dan kelangsungan seni dan budaya daerah.  
Optimalisasi peran lembaga kebudayaan memerlukan dukungan pemerintah. Pembentukan dewan kesenian merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalisasikan peran lembaga kebudayaan. Dewan kesenian dapat merencanakan sejumlah kegiatan antara lain dapat berupa penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan bagi lembaga-lembaga kebudayaan yang bertujuan untuk memberikan arah dalam pengembangan seni dan budaya daerah.
Pemerintah berkewajiban untuk mendorong peran serta lembaga kebudayaan melalui pemberian ruang ekspresi yang cukup dalam bentuk penyediaan gedung-gedung kesenian yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para seniman untuk berekspresi. Memang, pemerintah telah menyediakan ruang ekspresi itu, namun sering kali para seniman tidak mampu menjangkau sewa gedung yang mahal menurut ukuran seniman (tradisi). Penyediaan fasilitas gratis bagi seniman yang akan menyelenggarakan pergelaran merupakan kebijakan yang ditunggu-tunggu oleh kalangan seniman tradisi. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif atau apa pun namanya kepada lembaga kebudayaan yang memiliki komitmen, konsisten, dan secara kontinyu melakukan kegiatan pelestarian seni dan budaya daerah.

IBD TULISAN (PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN)


PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pengamat pendidikan Arief Rachman mendukung dikembalikannya urusan kebudayaan menjadi domain kewenangan Kementerian Pendidikan Nasional. Menurutnya, pendidikan dan kebudayaan seperti pohon ilmu yang saling terkait dan tidak bisa terpisahkan. Akan tetapi, Arief menekankan, yang harus dipertegas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah konsep dan filosofisnya.
"Sebenarnya memang harus jangan dipisahkan. Program pendidikan membuat kebudayaan yang baik, dan kebudayaan melahirkan pendidikan yang mulia". Lebih jauh ia menjelaskan, pendidikan dan kebudayaan saling melengkapi dari dua benda yang senyawa. Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk masyarakat yang berbudaya dan beradab. Menurutnya, jika sudah berbudaya maka secara otomatis akan mendorong terbentuknya masyarakat yang berkecukupan.
"Pendidikan dan kebudayaan adalah landasan dari kemapanan," ujarnya. Selain itu, menurut Arief, untuk meraih hasil yang optimal dari kinerja kementerian ini, harus pula diperjelas visi dari pendidikan dan kebudayaan apa yang nantinya akan diterapkan ketika sudah berada dalam satu atap. Oleh karena itu, siapa saja yang akan memimpin kementerian nantinya, harus mampu menajamkan urusan pendidikan dan kebudayaan menjadi dua hal yang saling menopang.
"Mengemas orang yang berpendidikan untuk membentuk orang yang berbudaya," kata Arief.  Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengungkapkan, tugas baru yang akan diemban oleh Kemdiknas itu karena di dalam kebudayaan juga mengandung unsur tuntunan yang tidak terlepas dari pendidikan itu sendiri. Selama ini, kebudayaan menjadi domain kewenangan yang melekat pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
"Dari berbagai pandangan dan dilihat lebih mendalam. Urusan kebudayaan bisa dibagi dua, ada yang namanya tuntunan dan tontonan," kata Nuh. Ia menjelaskan, tuntunan dalam kebudayaan itu terkait dengan nilai dan tidak sesuai jika dikomersilkan. Menurutnya, perdebatan mengenai kebudayaan itu lebih dekat pada persoalan yang melekat pada diri manusia. Baik yang menyangkut pola pikir, kepercayaan yang dianut, kebiasaan dan budaya itu sendiri.
Dan, para pemimpin tradisional pribumi, yang secara turun-temurun selalu menikmati kedudukan sebagai elite penguasa priayi yang selalu ongkang-ongkang menikmati hasil kerja keras rakyat petani dan nelayan, menerima peran yang diberikan tuan penjajah dengan suka hati. Mereka mendapat gaji dan persentase keuntungan dari harga hasil bumi yang dipaksa ditanam petani dan harus dijual kepada pemerintah dengan harga yang ditetapkan oleh pembeli. Pemberontakan petani di Jawa, yang kerap terjadi pada abad ke-19 dan ke-20, mempunyai pola yang sama: para petani merasa tidak puas dengan ketentuan yang dikenakan terhadap mereka, mereka mengajukan usul, lalu protes, dan karena tidak digubris, mereka melawan. Pemberontakan seperti itu selalu berakhir dengan ditindasnya petani, bukan hanya yang memberontak, tetapi juga mereka yang dianggap bersimpati kepada pemberontak atau mempunyai hubungan darah dengan mereka. Para petani Banjaran (Majalengka), yang sawahnya tercemar limbah pabrik baterai yang didirikan di sana, setelah melakukan protes tak digubris pemerintah daerah, lalu membakar pabrik itu. Mereka ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan. Para petani di Cimacan (Cianjur) juga ditangkapi dan diajukan ke pengadilan karena protes mempertahankan tanah yang sudah digarapnya puluhan tahun, yang oleh pemerintah daerah hendak dijadikan lapangan golf. Peristiwa di Istana Bogor saat sejenak Inggris menguasai Hindia Belanda dan Gubernur Jenderal Inggris Lord Minto berkunjung ke Jawa-saat Pangeran Koesoemadinata menyatakan dengan berani dan terus terang kepatuhan dan kesetiaannya kepada majikannya yang lama, yaitu Pemerintah Hindia Belanda yang dikalahkan Inggris-menunjukkan bahwa pada dasarnya ia sama saja dengan kaum elite priayi lain yang tidak mempunyai perspektif pandangan sejarah dan sosial yang luas. Status quo yang tertib dipertahankan dengan ajaran yang, misalnya, dirumuskan dalam peribahasa, "Guru, ratu wong atuo karo, wajib sinembah," yang berasal dari Jawa, tetapi kemudian dipopulerkan melalui sekolah yang didirikan Pemerintah Hindia Belanda di seluruh Tatar Sunda.
Maksud peribahasa itu ialah setiap orang (rakyat) wajib menghormati guru, ratu, dan orang tua. "Guru" yang tadinya mungkin mempunyai arti pendeta, kiai, empu, dibumikan menjadi pegawai Pemerintah Hindia Belanda yang tugasnya berdiri di depan kelas mengajar murid. Jelas peribahasa itu hendak mempertahankan ketenteraman masyarakat melalui lembaga "guru" (yang memberi bimbingan ilmu) dan "ratu" (yang mengatur pemerintahan), sedangkan "orang tua" menjadi bantal paling akhir. Tak pernah ada gugatan dari pihak ulama Islam yang, misalnya, mempersoalkan mengapa "guru" dan "ratu" yang disebut dahulu baru "orang tua", padahal ada hadis yang jelas menyatakan, orang yang harus dihormati itu pertama-tama ibu (3 kali) dan baru ayah.Di sekolah ini, sejak dini para siswa diperkenalkan dengan sumber budaya Belanda (Eropa), yaitu budaya Yunani dan di tingkat sekolah lanjutan tingkat atas mereka belajar bahasa Latin, sedangkan sebelumnya mereka sudah diperkenalkan dengan mitologi dan drama Yunani. Tidak ada yang menganggap perlu, anak didik yang akan menjadi pewaris negara dan bangsa Indonesia mengenal dengan baik sumber budayanya. Dengan demikian, anak-anak Jawa terputus dengan sumber budaya Jawa, anak-anak Sunda terputus dengan sumber budaya Sunda, anak-anak Bugis terputus dengan sumber budaya Bugis, anak-anak Aceh terputus dengan sumber budaya Aceh, dan seterusnya.

IBD TULISAN (PERUBAHAN KEBUDAYAAN KARENA PENGARUH DARI LUAR)


PERUBAHAN KEBUDAYAAN KARENA PENGARUH DARI LUAR
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.
Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.

1. Kekuatan
·        Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
·        Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.
·        Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
2. Kelemahan
·        Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
·        Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
·        Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
3.      Peluang
  • Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
  • Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
  • Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan  budaya yang mungkin terjadi.
  • Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
4.      Tantangan
  • Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah
  • Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
  • Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.