Sabtu, 30 Juni 2012

Otak Perempuan Bekerja Lebih Keras Saat Cemas

Cemas karena takut melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas atau situasi tertentu ternyata membuat otak bekerja lebih keras. Hal ini lebih banyak terjadi pada anak perempuan ketimbang laki-laki.
Temuan yang didapat oleh ilmuwan dari Michigan State University (MSU) mengungkapkan otak anak perempuan yang cemas akan bekerja lebih keras daripada anak laki-laki. Hasil ini didapat dengan mengukur aktivitas otak saat melakukan tugas yang relatif sederhana.
“Ini dapat membantu memprediksi perkembangan masalah kecemasan di kemudian hari pada anak perempuan,” ujar Jason Moser, peneliti utama dalam studi ini, seperti dikutip dari Science Daily, Kamis (7/6/2012).
Moser menuturkan otak anak perempuan yang cemas harus bekerja lebih keras agar dapat melakukan tugas karena umumnya pikiran mereka terganggu dan merasa khawatir melakukan kesalahan.
“Mereka akan berpikir begitu banyak dan mungkin mengalami kesulitan dalam mengaturnya sehingga meningkatkan kecemasan dan otak harus berpikir lebih keras,” ujar Mores.
Saat ini Moser dan tim peneliti dari MSU sedang menyelidiki apakah estrogen (hormon yang lebih umum ada di perempuan) kemungkinan bertanggung jawab terhadap peningkatan respons di otak.
“Perbedaan hormon antara laki-laki dan perempuan ini yang kemungkinan mempengaruhi, karena estrogen bertugas melepas dopamin suatu neurotransmitter yang berperan kunci dalam belajar dan proses kesalahan di bagian depan otak,” ungkapnya.
Untuk itu diperlukan cara alami dalam mengurangi kecemasan sehingga bisa membantu otak agar tidak bekerja terlalu keras, misalnya dengan menghirup napas dalam-dalam, memejamkan mata dan juga minum air putih.
Hasil studi ini dilaporkan dalam International Journal of Psychophysiology yang mana mengukur korelasi antara kekhawatiran dan kesalahan yang berhubungan dengan respons otak pada kedua jenis kelamin. Studi ini melibatkan 79 siswa perempuan dan 70 siswa laki-laki.
Keberadaan haid membuat kerja otak menyesuaikan kondisi sikus tersebut. Otak akan memroduksi hormon yang berubah dengan konstan mengiringi perputaran tiap fase dalam siklus haid. Hormon ini berpengaru pada energi, senitivitas, kerja otak, dan penampilan.
Seringkali wanita bisa menebak sesuatu menggunakan intuisi yang dimilikinya. Otak wanita bahkan mampu bekerja untuk mengenali kebohongan dengan melihat petunjuk dari bahasa tubuh atau sinyal nonverbal. Wanita punya intuisi sangat kuat. Jangan heran kalau seolah-olah mereka mampu membaca pikiran. Selain itu, wanita juga terlalu sensitif menggapi sesuatu. Wanita cukup dalam memakai perasaan saat berhadapan dengan rasa sakit dan takut, menurut sebuah studi. Akibatnya, mereka gampang stres karena tidak mudah melupakan suatu masalah.

Rabu, 13 Juni 2012

TUGAS IBD AKHIR SEMESTER 2


TUGAS IBD AKHIR SEMESTER 2

Aplikasi perkuliahan dengan cara softskill

 Aplikasi perkuliahan dengan cara softskill adalah salah satu mata kuliah yang mengasah keterampilan mahasiswa untuk dapat berkreasi terutama pada penulisan. Penulisan tersebut bisa berisikan materi dari perkuliahan matakuliah yang ditunjuk untuk dijadikan bahan tuisan yang kemudian di upload dimasing masing blog, selain itu kita bisa menulis tentang hal hal yang lain seperti, mengomentari soal suatu permasalahan yang ada di sekitar kita, atau sebuah peristiwa yang sekarang-sekarang ini sedang gencar-gencarnya diberitakan diberbagai media baik media elektronik maupun media cetak.kemudian kita dapat menuliskan beberapa karya penulisan seperti cerpen, novelit, pusi ddan lain sebagainya.
Maanfaat dari softskill adalah, salah satunya dapat bertukar informasi dengan banyak orang, kita menjadi sangat tau dengan cepat informasi yang sekarang sedang up to date atau yang sedang berkembang di lingkup masyarakat, kemudian mahasiswa menjadi lebih kritik menanggapi hal-hal yang ada di tulisan masing masing dari penulis yang lain, sehingga mahasiswa tergerak untuk menulis sebuah tulisan yang bermanfaat dan baik.
Namun diharapkan menjaga tata cara penulisan denganmenggunakan bahasa yang baik dan benar agar para pembacanya bisa menikmati makna dari isi penulisan tersebut.

APLIKASI SOFTSKILL
Untuk melakukan Posting blog, tentunya kamu harus login terlebih dahulu dengan menggunakan Username dan password yang telah kamu buat sebelumnya.

Untuk melakukan Posting Blog dari halaman Dashboard blogger, kliklah Menu "New post". Sedangkan jika kamu ingin melakukan posting blog tetapi tidak dari halaman Dashboard, maka kliklah tab "Posting" kemudian klik Menu "Create".

Sebelum kamu melakukan Posting Blog, ada yang ingin saya sedikit jelaskan yaitu tentang halaman kerja dari tab Posting yang terbagi dalam dua mode yaitu mode "Compose" dan mode "Edit Html" .

Menurut saya, mode Compose merupakan salah satu kelebihan dan kemudahan yang diberikan oleh blogger.com kepada para pengguna blog yang belum mengerti tentang HTML, agar supaya bisa menuliskan posting blog.

Sedangkan mode Edit Html, kebanyakan digunakan oleh para pengguna blog yang mengerti tentang HTML agar supaya bisa mengkustomisasikan tampilan isi dari posting blog sesuai dengan seleranya.

Sekarang, marilah kita mengenal beberapa menu dan fungsi yang terdapat pada halaman kerja tab "Posting" secara keseluruhan.

Cara meng-upload tulisan ke blog
Dalam perkuliahan di Universitas Gunadarama ada mata kuliah softskill, dimana dalam mata kuliah tersebut mahasiswa/I diwajibkan untuk memposting tugas yang diberikan oleh dosen ke blog masing-masing. Mata kuliah ini mengutamakan interaksi dosen dan mahasiswa lewat dunia maya dan media elektronik. Mata kuliah softskill adalah mata kuliah yang tidak mempunyai system ujian UTS/UAS.
Tahap-tahap dalam memposting tugas ke dalam blog :
1. mahasiswa mencari materi bahan tugas/tulisan lewat berbagai sumber seperti buku, website, blog atau media internet lainnya.
2. memposting tugas/tulisan tersebut di blog masing-masing, blog yg digunakan mahasiswa bebas tidak ada aturan baku.
3. mencantumkan alamat blog yg telah kita buat tadi, caranya buka studentsite gunadarma (http://studentsite.gunadarma.ac.id), login dengan username & password masing-masing, lalu buka menu "tugas (UG PortoFolio)" pada combobox lalu masukkan title tugas, alamat web/blog tusgas tersebut, dan nama mata kuiahnya. lalu klik "Submit", maka tugas akan bisa terlihat&dinilai oleh dosen masing-masing.

Jelaskan apa dan bagaimana perkuliahan soft skill,

Dengan adanya mata kuliah softskill (telematika) menurut saya itu merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyalurkan bakat menulis, serta menambah pengetahuan baru mengenai bidang telematika. Saya pribadi menjadi tahu mengenai latar belakang, perkembangan, dan pemanfaatan telematika itu sendiri dalam perkembangan teknologi sekarang ini. Namun pastinya dengan adanya mata kuliah ini sebagian mahasiswa ada yang terbebani. Sebagai contoh, sebagian dari mahasiswa ada yang belum pernah kursus, workshop, atau bahkan mengikuti seminar. Tak jarang alasannya karena faktor biaya, mereka tidak bisa mengikuti kursus atau workshop karena terbentur biaya dan pengadaan kursus atau workshop pun tidak sering dilakukan, biasanya diadakan pada saat libur kenaikan tingkat saja. Dan yang mereka tahu salah satu penilaian dalam mata kuliah softskill ini adalah pernah mengikuti kursus, workshop ataupun seminar. Bukan hal yang adil bukan jika penilaian dilihat dari pernah mengikuti kegiatan tersebut, bagaimana dengan kendala sebagian mahasiswa yang telah saya jelaskan diatas.
Mata kuliah ini perlu dilanjutkan karena membantu mahasiswa dalam melatih maupun mengembangkan bakat menulis, tetapi saya berharap ada perbaikan dalam standar penilaian mata kuliah softskill ini. Dengan membuat blog atau mengirimkan hasil tulisan ke wartawarga saya rasa sudah cukup. Penilaian bisa diambil dari seberapa sering mahasiswa membuat serta mengirimkan tugas dan tulisan mereka, serta seberapa bagus, baik dan menarik tulisan mereka. Itulah pendapat dan saran saya mengenai mata kuliah softskill. Saya berharap saran tersebut menjadi salah satu yang dipertimbangkan.

IBD TULISAN (KAMPUS SEBUAH PUSAT KEBUDAYAAN)


KAMPUS SEBUAH PUSAT KEBUDAYAAN
Kampus bukan hanya merupakan wahana dan sarana proses belajar mengajar, pewarisan ilmu, pendewasaan, dan pemberdayaan manusia, namun lebih dari itu kampus menjadi sebuah pusat kebudayaan di antara pusat kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Kebudayaan memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat (manusia). Tanpa kebudayaan manusia berada di persimpangan jalan, ada dalam kebingungan dan penderitaan dan atau hidup dalam kematian, tak ubahnya sebuah patung yang tak pernah berkata dan tertawa serta terkunci bibirnya.
ARTI DAN WUJUD KEBUDAYAAN
Kebudayaan lahir dan hidup bersama masyarakat manusia, masyarakat menjadi wadahnya dan manusia yang melahirkannya. Kampus merupakan bagian dari kehidupan masyarakat luas yang memiliki kekhasan dalam budayanya, dan mengalami tumbuhkembang seperti halnya masyarakat yang secara fitrahnya berkembang menuju pada kemajuan dan kebaikan.
Kampus pada hakikatnya bukan saja wahana dan sarana proses belajar mengajar, menimba, mengaji dan mewariskan ilmu, mendewasakan dan member-dayakan anggota masyarakatnya, namun lebih dari itu kampus menjadi tempat dan media di mana anggota masyarakatnya memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dan menumbuh-kembangkan budinya atau daya cipta, rasa, dan karsanya di dalam dan di luar garis naturalnya, yang dapat menjadi modal dasar dan piranti dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan rintangan, tantangan dan segudang permasalahan yang terus membingkai kehidupan.
Kampus dalam mendewasakan dan memberdayakan budi dan atau potensi anggota masyarakatnya tidak dapat dilepaskan dari berbagai kompleksitas aktifitas yang harus dilakukan dengan mengacu pada dasar, norma, aturan dan adat kebiasaan yang berlaku. Aneka karya pikiran, hasil aktifitas manusia yang berdasarkan budinya itu dinamakan kebudayaan. Sebagaimana dituturkan Kroeber dan Clyde Kluckhon dalam Notowidagdo (1997:25), kebudayaan adalah keseluruhan hasil perbuatan manusia yang bersumber dari kemauan, pikiran dan perasaannya. Bakker (1994: 22) mengemukakan kebudayaan adalah penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani. Gazalba (!973:59) berpendapat, kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu. Berkiblat dari pemikiran di atas dapat diambil simpulan bahwa kebudayaan (dalam arti luas) adalah hasil budi manusia yang bersumber dari cipta, rasa dan karsanya dalam suatu ruang dan waktu; kebudayaan (dalam arti sempit) adalah hasil budi manusia yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu. Dengan demikian kebudayaan pada dasarnya sangat kompleks karena bukan hanya terbatas pada hasil budi sekelompok sosial manusia yang menempati ruang/tempat tertentu dan atau hasil karya seni pisik/bendawi yang hanya dapat diindera seperti: seni pahat, lukisan, tarian, pakaian atau bangunan khas (suatu daerah), tetapi lebih dari itu kompleks ide/gagasan, adat kebiasaan, norma, kepercayaan, dan nilai-nilai insani yang lain dalam kehidupan masuk dalam lingkaran kebudayaan. Sutan Takdir Alisyahbana (Gazalba, 1973: 61) mengatakan: kebudayaan adalah konfigurasi nilai atau susunan nilai: nilai ilmu, ekonomi, solidaritas, agama, seni, dan kekuasaan. Nilai-nilai insani yang ada dalam kehidupan itu memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola/gaya/cara hidup manusia, dengan kata lain pola rasa, pola pikir dan cara hidup manusia akan sangat terpengaruh oleh nilai-nilai yang ada dan tumbuhkembang dalam masyarakat. Namun tidak dapat dipersalahkan bila ada orang yang mengartikan kebudayaan sebatas hasil karya (seni) manusia sebagai kelompok masyarakat tertentu yang betwujud lahiriah/ eksplisit, kebudyaan di sini diletakkan pada definisi yang sempit bukan kebudayaan diletakkan dalam arti yang luas.
Kebudayaan yang dihasilkan sekelompok masyarakat yang secara garis besar berujud kompleks gagasan, norma, adat kebiasaan, kepecayaan, dan nilai insani yang lain digolongkan masuk kebudyaaan rohaniah/implisit, dan wujud kompleks prilaku/perbuatan dan benda seni pisik karya manusia digolongkan masuk dalam kebudayaan lahiriah/ekplisit. Nasution (1995: 62) menuturkan: Wujud kebudayaan ada 2 macam: (1) kebudayaan ekplisit, dan (2) kebudayaan implisit. Kebudayaan rohani/implisit bersifat abstrak karena berpusat di otak, tidak dapat diraba dan diamati indera manusia, dan kebudayaan lahiriah/eksplisit bersifat konkrit karena bisa diamati dan diraba manusia. Kedua wujud kebudayaan tersebut memiliki saling keterkaitan dan atau ketergantungan satu dengan yang lain. Kedua wujud kebudayaan itu pun selalu berkembang dalam masyarakat yang mana masyarakat sendiri juga menjadi produsen dan konsumen kebudayaan.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan yang lahir dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat manusia tidak dapat lepas dari unsur-unsur kebudayaan yang melahirkannya. Malinowski dalam Munandar (1998:13) menuturkan, unsur-unsur besar kebudayaan yang bersifat uni-versal sebagai berikut: (1) bahasa, (2) sistem teknologi, (3) sistem mata pencaharian, (4) organisasi sosia,. (5) sistem pengetahuan, (6) kesenian, (7) Religi. Bahasa merupakan alat komunikasi antarsubyek yang dapat mempermudah dan memperingan dalam kehidupan manusia. Bahasa pun merupakan lambang atau simbol yang dapat menjadi cermin kognisi dan afeksi manusia. Ilmu pengetahuan diartikan aktifitas pengkonsepsian fenomena-fenomena alam dan prilaku kehidupan manusia yang diracik dengan suatu metode. Teknologi yang merupakan tahapan penerapan ilmu pengetahuan yang terus berkembang menuju kecanggihan. Sistem ekonomi (mata pencaharian) yang menjadi salah satu inspirasi manusia untuk berbudi daya atau berkarya guna mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Hidup manusia tidak dapat lepas dari sistem kemasyarakatan yang menaunginya karena pada dasarnya manusia sebagai mahluk sosial selain sebagai makhluk individu dan makhluk Tuhan. Manusia dalam menghasilkan karyanya atau mengungkapkan pengalamannya dengan kemasan yang memadai tidak mesti melalui akal murni semata, namun rasa memiliki kepekaan terhadap kenyataan yang tidak ditemukan akal, seperti dalam kesenian atau keindahan. Agama sebagai keyakinan hidup pemeluknya, keyakinan menyatakan diri dalam iman dan amal, menyempurnakan seluruh prilaku manusia, agama pun menghasilkan nilai-nilai yang dapat dilihat dan dirasakan manusia sebagai mahluk Tuhan.
SISTEM NILAI BUDAYA
Sistem nilai budaya berakar dan meresap dalam jiwa masyarakat, sehingga sulit diubah dalam waktu yang relatif cepat. Sistem nilai budaya meiliki fungsi sebagai pedoman dan parameter bagi perilaku manusia. Sistem budaya ini manyangkut masalah pokok kehidupan manusia. Menurut Kluckhon dalam Notowidagdo (1997: 41), sistem budaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia yaitu: (1) hakikat hidup manusia, (2) hakikat karya manusia, (3) hakikat waktu manusia, (4) hakikat alam manusia, (5) hakikat hubungan manusia.
Hakikat hidup manusia untuk suatu kebudayaan tidaklah sama, ada yang berusaha untuk menyisihkan hidup, memadamkan hidup, namun ada pula yang menganggap manusia harus mengisi hidup karena hidup itu sesuatu yang baik bukan suatu yang buruk. Dalam hakikat karya manusia juga ada yang menganggap karya itu bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan dan kehormatan manusia, karya merupakan gerak hidup untuk melanjutkan atau menambah karya yang telah ada. Bagi manusia hakikat waktu ada yang berpandangan mementingkan waktu lampau, waktu sekarang atau waktu yang akan datang. Untuk hakikat alam manusia ada yang beranggapan manusia harus memanfaatkan alam semaksimal mungkin, manusia harus harmonis dengan alam, dan manusia harus menyerah pada alam. Sedang hakikat hubungan ada yang berpandangan mementingkan hubungan manusia dengan manusia, dan ada yang mementingkan pada individualistis.

Hakikat nilai kebudayaan selain yang telah tersebut, ada satu hakikat lagi yang tidak dapat diabaikan yakni hakikat mati manusia. Ada yang berpandangan bahwa kematian adalah sebuah akhir kehidupan; dan ada yang berpandangan kematian hanyalah sebuah tahap kehidupan untuk menuju tahap kehidupan berikutnya. Hakikat kematian ini memberi pengaruh besar terhadap pola pikir, pola rasa, dan pola laku hidup manusia. Hidup dan mati merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan yang lahir dan hidup dalam masyarakat ini pada dasarnya selalu mengalami perubahan. Perubahan kebudayaan ini terjadi disebabkan perubahan berbagai macam hal. Notowidagdo (1997: 53) mengatakan, “Perubahan kebudayaan terjadi disebabkan (1) berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, dan (2) perubahan lingkungan alam dan pisik.tempat mereka hidup”. Kebudayaan akan selalu mengalami perubahan, dan perubahan itu disebabkan kehidupan masyarakat berubah, nilai kebudayaan berubah, dan lingkungan alam dan fisik berubah. Selain itu ruang dan waktu akan mempengaruhi berubahnya kebudayaan, karena ruang dan waktu ikut serta menentukan jalannya roda kebudayaan. Sebagaimana dituturkan Gazalba (1973:60), berbeda ruang berbeda kebudyaannya. Berlainan waktu berlainan kebudayaannya. Waktu perubahan kebudayaan berjalan tidak selalu sama, perubahan kebudayaan dapat berjalan dalam waktu cepat, sangat lambat atau di antara keduanya tergantung oleh ruang, waktu dan tempo yang berjalan. Jika perubahan kebudayaan berjalan sangat lambat atau berjalan di tempat maka terkesan/terlihat tidak ada perubahan. Namun perubahan kebudayaan akan cenderung seirama dengan hidup masyarakat sebagaimana dikatakan Bakker (1984:113), kebudayaan berubah seirama dengan perubahan hidup masyarakat. Perubahan itu berasal dari pengalaman baru, pengetahuan baru, teknologi baru dan akibatnya dal;am penyesuaian cara hidup dan kebiasaannya kepada situasi baru. Berubahnya sesuatu dalam kehidupan manusia baik yang terkait dalam wujud pisik atau non pisik pada hakikatnya akan membawa atau menjadikan perubahan dalam kebudayaan. Sedangkan proses perubahan kebudayaan dapat terjadi melalui imitasi, discovery, invensi dan defusi. Imitasi: peniruan kebudayaan primitif/sederhana atau kebudayaan yang maju oleh generasi muda terhadap generasi tua. Discovery: penemuan baru. yang mengubah persepsi hakikat sesuatu. Invensi: pembuatan bentuk baru melalui proses penciptaan dan didasarkan pengkombinasian kebudayaan yang telah ada. Difusi: persebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain oleh kelompok manusia.
Proses perubahan kebudayaan tidaklah sesingkat membalikkan telapak tangan, tapi membutuhkan waktu yang relatif panjang karena memerlukan pemikiran-pemikiran yang baik untuk dapat melahirkan suatu kebudayaan (baru) yang baik dan memerlukan penyesuaian-penyesuaian yang arif bijaksana agar kebudayaan (baru) dapat diterima masayarakat banyak serta tidak menimbulkan benturan-benturan yang merisaukan dan menyakitkan, serta kebudayaan (baru) hasil perubahan tidak diasingkan. dan mengalami kesepian dalam kesendirian, karena perubahan kebudayaan pada hakikatnya pengayaan kebudayaan..
PENTINGNYA KEBUDAYAAN
Manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan ingin selalu dapat memenuhi keinginannya atau mewujudkan harapannya yang jauh hari telah dicanangkan, dan tidak mengalami kegagalan, tidak ingin terkungkung dalam penderitaaan dan dililit berbagai permasalahan hidup, karena kegagalan dan penderitaan sesuatu yang mengecewakan, mengerikan, dan menjadi penghambat manusia dalam menggapai kesuksesan. Untuk itu manusia berjuang keras dengan berbagai aktifitas budinya untuk meraih harapannya dengan melahirkan sesuatu apa yang dinamakan kebudayaan. Karena pada hakikatnya kebudayaan yang merupakan hasil budi manusia merupakan sebuah piranti/alat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dan mengatasi masalah-masalah kehidupan. Notowidagdo (1997:27) mengatakan, “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, pola tindakan dari hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya”. Nasution (1995:62) mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dipandang sebagai cara-cara mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Kebudayaan sebagai strategi untuk mengatasi masalah dalam kehidupan, dan menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup, oleh karenanya kebudayaan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, kebudayaan merupakan sebuah alat/piranti untuk mencapai tujuan yang didambakan.
Melalui kebudayaan manusia mampu memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya dengan menggunakan berbagai strategi yang sesuai, serta melalui kebudayaan manusia dapat mencapai hari depan yang cerah. Tanpa kebudayaan manusia berada di persimpangan jalan, ada dalam kebingungan dan penderitaan dan atau hidup dalam kematian yang tak ubahnya petung yang tak pernah berkata dan tertawa. Dengan demikian manusia harus dapat menggunakan, membina dan membawa kebudayaan dengan baik, jangan sampai manusia tergilas oleh roda kebudayaan yang akan menjadikan manusia sengsara dan lupa akan dirinya dan Tuhannya. Tetapi tidak menutup kemungkinan manusia akan tergilas roda kebudayaan yang terus berjalan jika kebudayaan dijadikan sebagai tujuan akhir kehidupan, dan bahkan kebudayaan menjadi Tuhannya.
KEBUDAYAAN SEBAGAI RENCANA MASA DEPAN
Telah dipaparkan di depan bahwa kebudayaan merupakan piranti/media untuk mencapai tujuan yang didambakan. Kebudayaan dapat dipandang sebagai cara-cara untuk mengatasi masalah. Dan bila ditelusuri lebih dalam untuk mencapai tujuan bukan saja piranti yang dibutuhkan harus ada, namun agar piranti tersebut dapat digunakan efektif dan atau efisien dalam mencapai tujuan yang hakikatnya berada dalam lingkaran masa depan maka memerlukan sebuah rencana dan atau strategi yang matang/baik, dengan kata lain rencana dan atau strategi yang baik akan membawa manusia pada pencapaian masa depan atau hari esok yang cerah sebagai titik tujuan. Peursen (1978:216) mengatakan, bahwa kebudayaan merupakan strategi atau rencana yang dibuat oleh manusia dan diarahkan kepada hari depan. Dengan demikian kebudayaan bukan saja merupakan alat/piranti untuk menggapai tujuan, hari depan yang cerah, tetapi sekaligus sebagai strategi dan atau rencana masa depan, masa depan yang panjang, masa depan yang diperebutkan tangan-tangan insan.
Mencapai hari/masa depan yang cerah menjadi impian setiap orang, untuk itulah memerlukan rencana yang baik dan alat yang baik pula. Kebudayaan sebagai rencana masa depan kehidupan manusia, yang mana manusia sendiri sebagai produsen dan sekaligus konsumen kebudayaan oleh karenanya manusia haruslah dapat melahirkan kebudayaan yang baik, kebudayaan yang memiliki nilai kemanusiaan dan nilai keilahian, kebudayaan yang membumi dan melangit.
Kebudayaan yang memiliki nilai kemanusiaan dan nilai keilahian atau kebudayaan yang membumi dan melangit inilah yang dapat membuat manusia dalam suasana keaktifan, kedinamisan, keoptimisan, kearifan dan keselarasan/ keseimbangan serta kesadaran terhadap dirinya baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan. Kebudayaan ini pula yang dapat melepaskan tali belenggu kebodohan dan pembodohan, kemiskinan dan pemiskinan (moral). Juga menjadi peluru yang dapat merobek tabir misteri kehidupan, dan peluru penembus dinding penyekat ruang dan waktu yang sempit dan menyempit yang terus membentengi kehidupan manusia. Dan pada akhirnya melalui kebudayaan yang didasari nilai kemanusiaan dan keilahian manusia mampu meraih hari depan yang cerah sebagai titik tujuan yang dicita-citakan.
KAMPUS PUSAT KEBUDAYAAN
Kampus dalam realitasnnya menjadi pusat aktifitas para anggota masyarakatnya yang menghasilkan berbagai aneka hasil budinya seperti: ide-ide/gagasan-gagasan, pola pikir, pola rasa, pola prilaku, norma-norma, adat kebiasaan dan nilai-nilai insani, serta karya lain yang bisa dinikmati, yang mendewasakan dan memberdayakan anggota masyarakatnya untuk lebih berkualitas dan lebih mengerti tentang dunia dan kehidupan yang selalu menyertai. Kampus bila kita cermati lebih jauh sebenarnya bukan saja sebuah wahana dan sarana pewarisan ilmu pengetahuan dan aktifitas mendewasakan dan atau memberdayakan anggota masyarakatnya (baca: mahasiswa, dosen dan pengelola), tetapi lebih dari itu merupakan sebuah kolam yang menampung air budaya dari banyak pihak, penjuru daerah melalui persebaran orang-orang yang masuk menjadi anggotanya, dan menjadi sumber air keilmuan yang dapat memancar dan mengairi sawah dan ladang di dalam dan di luar kampus, bahkan menjadi sumber kawah Candradimuka yang menggodok dan melahirkan manusia berkualitas dan berbudaya serta beradab dengan karakteristik tersendiri, yang pada gilirannya masyarakat kampus menjadi pembina dan pemasok kebudayaan pada masyarakat luas.
Kampus yang dihuni orang-orang pilihan bila dicermati memiliki dua kebudayaan yakni: kebudayaan kampus yang umum/universal dan kebudayaan kampus yang khusus/sempit. Adapun kebudayaan kampus yang universal yaitu: (1) budaya intelektualitas, maksudnya kampus selalu diwarnai kreatifitas dan aktifitas pemikiran logis/rasional dan kritis, suasana dan sikap ilmiah atau aktifitas keilmuan, (2) budaya moralitas, maksudnya kampus selalu diwarnai aktifitas pemikiran, sikap dan prilaku yang bermoral serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral/akhlak, (3) budaya perbaikan kualitas, maksudnya kampus selalu diwarnai aktifitas menuju kemajuan dan menuju kualitas yang lebih baik, yang didasari dengan intelektual dan moralnya, (4) budaya penelitian dan pengembangan maksudnya kampus selalu diwarnai kegiatan penelitian, pengkajian dan percobaan yang selanjutnya dilakukan pengembangan baik untuk masyarakat kampus atau masyarakat luas. Sedang budaya kampus yang khusus: kebudayaan yang dilahirkan sesuai dengan visi, misi, dan karakteristik kampus yang diperjuangkan. Gazalba (1973: 60) mengatakan, bahwa ruang dan waktu menentukan kebudayaan. Berbeda ruang berbeda kebudyaannya. Berlainan waktu berlainan kebudayaannya. Dengan demikian sebuah kampus yang memiliki visi, misi, dan karakteristik serta lingkungan yang berbeda dengan kampus lain maka akan melahirkan budaya kampus yang berbeda, karena perbedaan ruang akan melahirkan perbedaan budayanya dari kampus-kampus yang ada. Misal sebuah kampus yang memiliki visi, misi dan karakteristik serta lingkungan religius akan memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kampus yang memiliki visi, misi dan karakteristik iptek dan atau seni karena kampus yang satu dengan kampus lain telah memiliki niat//titik pijak dan tujuan yang berbeda. Oleh karenanya menjadi sebuah kewajaran dan pemandangan yang biasa jika sebuah kampus memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kampus lain karena berbeda titik pijak dan tujuannya, namun tidak boleh dinafikan adanya titik kesamaan budaya antara kampus yang satu dengan kampus yang lain dan titik kesamaan itu terletak dalam kebudayaan kampus yang universal yakni budaya intelektualitas, budaya moralitas dan budaya perbaikan kualitas serta budaya peneltian dan pengembangan.
Kebudayaan kampus pada dasarnya merupakan bagian dari kebudayaan dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan menjadi media yang menjadikan manusia mengerti dirinya dan dunianya, menjadikan insan yang berbudaya dan beradab, serta menjadi jembatan emas yang mengantarkan manusia meraih hari depan yang dicita-citakan yang didasari nilai kemanusiaan dan keilahian.

IBD TUGAS (MNUSIA DAN KEGELISAHAN)


MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Pengertian Kegelisahan Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa kwatir tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiran ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena pa yang diinginkan tidak tercapai.
Sebab-sebab Orang Gelisah
Selama hidupnya, manusia pasti pernah mengalami kegelisahan baik intensitasnya sering ataupun jarang, apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya. kegelisahan sendiri berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir,tidak senang tidak sabar, cemas sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. sedangkan kita dapat mengetahui tanda-tanda bahwa seseorang mengalami ketegang adalah dari tingkah lakunya. Sigmon Freud seorang ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu: kecemasan kenyataan, kcemasan neoritik dan kecemasan moril. Kegelisahan tidak jarang bersahabat dengan umumnya kita. Ada yang gelisah karena faktor-faktor materi, ada juga yang bukan karena hal- hal yang material.
Mungkin kegelisahan itu disebabkan antara lain
1. Kesulitan ekonomi
2. Takut kehilangan harta, jabatan dan popularitas
3. Penyakit yang menahun
4. Kesulitan mendapatkan pasangan hidup yang ideal
5. Takut kehilangan pasangan hidup
6. Khawatir gagal dalam berkarier
7. Dan lainnya Jika kesulitan ekonomi dijadikan alasan sebagai penyebab utama, tentu masih banyak saudara kita yang lebih parah ekonominya dari kita. Tapi sebagian mereka masih bisa tersenyum, dan nyenyak tidur hanya dengan beralaskan tikar di bawah jembatan dan di pinggir jalan. Mengapa kita harus gelisah? Jika kekhawatiran hilangnya harta, jabatan atau popularitas menjadi penyebab kegeliasahan. Bukankah semua ini memang tidak kekal, semuanya bersifat sementara. Padahal masih lebih banyak saudara- saudara kita yang hidup serba pas-pasan, tidak punya jabatan, apalagi popularitas. Justru mereka sering dihina. Tapi anehnya, sebagian mereka masih bisa tersenyum dan nyenyak tidur di dalam rumah kontrakan yang sempit dan pengap. Jika pasangan hidup ideal yang menjadi penghalang kebahagiaan rumah tangga, tentu kita saksikan banyak saudara-saudara kita tanpa pasangan yang “ideal”, tapi mereka bisa menikmati kebahagiaan dalam rumah tangga. Mengapa kita harus gelisah hanya karena belum mendapatkan pasangan yang “ideal” dalam pikiran dan khayalan kita. Bukankah Rasulullah saw telah memberi tuntunan dalam mencari pasangan, sekaligus kreterianya, cara memperolehnya, cara dan cara … lainnya. Kehilangan pasangan sering menjadi sebab kegelisahan bahkan banyak menimpa kehidupan manusia, terutama kalangan istri. Semakin banyak rizki dan harta yang diraihnya semakin besar kegelisan yang akan menimpanya. Mengapa? Memang tidak sedikit terjadi melimpahnya harta membuka peluang yang luas hilangnya kesetiaan pasangan suami-isteri. Mungkin fenomena ini yang sering mendatangkan kegelisahan. Bahkan tidak jarang sebagian isteri tak sanggup memejamkan matanya di larut malam karena sang suami belum pulang. Pikirannya terbang melayang ke alam yang negatif penuh curiga. Mengapa ini terjadi? Padahal sebelumnya mengharapkan datangnya limpahan harta. Setelah harta melimpah justru kegelisahan pun juga atang. Pada dasarnya semua manusia mendambakan kebahagiaan, dan tidak menginginkan kegelisahan. Kebahagiaan itu satu, dan kegelisahan juga satu. Bisa diraih oleh setiap manusia yang kaya atau yang miskin, yang punya jabatan atau yang jelata, yang ternama atau yang tak dikenal, berpasangan atau yang belum, yang sehat atau sedang sakit, yang berkarier atau yang belum. Sebaliknya kegelisahan juga bisa datang pada setiap manusia dari semua lapisan dan tingkatan.
A) Kecemasan tentang kenyataan ( objektif )
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu kenyataan yang pernah dialami oleh seseorang di masa lalu yang membuat orang tersebut menjadi shocked karenanya.
B) Kecemasan Neoritis
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan hal yang dibayangaknnya atau takut akan idnya sendiri sehingga menekan ego. kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan.
C) Kecemasan moril
Kecemasan moril sendiri disebabkan oleh pribadi seseorang dimana tiap pribadi memiliki berbagai macam emosi seperti: iri, benci, dendam,dengki,marah,gelisah.rasa kurang,cinta. Rasa iri, benci,dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, oleh karena itu alasan untuk iri,benci,dengki kurang dapat dipahami oleh orang lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji bahkan mengakibatkan manusia merasa khawatir, takut,cemas,gelisah dan putus asa.
Penyebab kegelisahan
Sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.
ersikap sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebaikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya kesepian.

Ketidak Pastian

Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubungan ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.

Usaha Mengatasi Ketidak Pastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsangan-rangsangan lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsangan-rangsangan baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian, kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neuroso jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi

2. Phobia
Phobia adalah rasa takut yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3. Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania)
keinginan minum-minuman keras, orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung

4. Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain
Contoh :
Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam, dijawab dan keluarlah ia , diluar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain, Ibu langsung bertanya siapa itu, itu kan bukan kang Bakri, Semua orang yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)

5. Delusi
Menunjukan pikiran yang kurang beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu:
a. Delusi perkusi: menganggap keadaan sekitarnya jelek. Seseorang yang mengalami delusi perkusi tidak mau mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap jelek.
b. Delusi keagungan: menganggap dirinya orang penting dan besar, orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang-orang sekitarnya sebagai orang-orangtidak penting, akhirnya semua orang menjauhi juga
c. Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements , hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-oto tak berkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.

6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri)

7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi, cepat keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-kegelisahan