Senin, 28 Oktober 2013

BAHASA INDONESIA 1 - KALIMAT EFEKTIF



Kalimat Efektif, Ciri dan Contoh Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
·         Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
·         Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
·         Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
·         Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)

Ciri-Ciri dan Contoh Kalimat Efektif
1.      Kesepadanan
Ø  Satu kata-kata efektif  mesti mencukupi unsur gramatikal yakni subjek, predikat, objek serta keterangan. Didalam kata-kata efektif  mesti mempunyai keseimbangan didalam penggunaan susunan bahasa.
Contoh:
Amel pergi ke sekolah, kemudian dia pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amel pergi ke sekolah, kemudian ke rumah temannya untuk belajar. (efektif)

2.      Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Ø  Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif)

3.      Kehematan
Ø  Hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a.       Menghilangkan pengulangan subjek.
b.      Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c.       Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d.      Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Dia memakai baju warna biru. (tidak efektif)
Dia memakai baju biru. (efektif)

4.      Kelogisan
Ø  Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.      Kesatuan atau Kepaduan
Ø  Kesatuan atau kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a.       Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c.       Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Makalah ini membahas tentang teknologi informasi. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi informasi. (efektif)

6.      Keparalelan atau Kesajajaran
Ø  Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau tambahan yang dipakai didalam kata-kata itu.
Contoh:
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.      Ketegasan
Ø  Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a.       Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat.
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya. (tidak efektif)
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (efektif)

b.      Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (tidak efektif)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (efektif)

c.       Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kebaikannya, saya suka akan kejujurannya. (tidak efektif)
Saya suka kebaikannya dan kejujurannya. (tidak efektif)

d.      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. (tidak efektif)
Anak itu rajin dan jujur. (efektif)

e.       Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Minggu, 20 Oktober 2013

BAHASA INDONESIA 1 - PILIHAN KATA (DIKSI)

Pilihan Kata – Diksi


Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata-kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi  atau Plilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Percakapan antara Vicky Prasetyo dengan mantan tunangannya Sazkia Gotik
Vicky: "Di usiaku saat ini .. ee .. ya twenty nine  MY AGE ya ..Tapi aku tetap masih merindukan apresiasi karena .. basically aku seneng .. seneng musik walaupun KONTROVERSI HATI Aku lebih menyudutkan kepada KONSPIRASI KEMAKMURAN yang kita pilih ..."Nggak ..kita .. kita belajar .. apa ya HARMONISASI dari hal terkecil sampai terbesar.. Kupikir kita nggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan KUDETA apa yang kita menjadi keinginan yaa."Dengan adanya hubungan ini bukan MEMPERTAKUT, bukan MEMPERSURAM STATUSISASI KEMAKMURAN keluarga dia gitu .. tapi menjadi CONFIDENT, tapi .. kita harus bisa MENSIASATI KECERDASAN itu untuk LABIL EKONOMI kita tetap lebih baik ... dan aku sangat bangga.

Zaskia Gotik menyela: "Dibeliin rumah ya .. Pap, ya? Aku dibeliin rumah ya sayang .. ya?"

Vicky: "Nanti lah kita KOMUNIKASIKAN lagi soal itu."


Analisis Kesalahan :
Vicky: "Usiaku saat ini 29 tahun, tapi aku tetap masih mengharapkan penghargaan karena pada dasarnya aku senang musik walaupun aku bimbang dan lebih tertuju kepada kondisi dimana kemakmuran menjadi sebuah hal yang hakiki yang kita pilih. "Tidak, kita belajar, belajar untuk menjadi lebih harmonis baik dari hal terkecil sampai terbesar, Menurutku kita tidak boleh egois terhadap suatu kepentingan dan ketidakpuasan ini menjadi keinginan. “Dengan adanya hubungan ini, bukan untuk membuat takut dan bukan untuk membuat keadaan keluarga dia yang makmur menjadi buruk, tapi membuatnya menjadi lebih yakin, dan juga kita harus lebih pintar agar kondisi ekonomi yang tidak stabil itu menjadi lebih baik”

Zaskia Gotik: "Aku dibeliin rumah ya sayang?”

Vicky: "Untuk hal itu nanti kita bicarakan lagi bagaimana baiknya”

Membuat Garis Vertikal, Horizontal, dan Diagonal dengan Dev C++ pada OpenGL

Grafik Komputer & Pengolahan Citra by RiantiRidhamalia


Minggu, 13 Oktober 2013

BAHASA INDONESIA 1 - EYD DAN TANDA BACA



EYD Dan Tanda Baca dalam Sebuah Artikel

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ada beberapa tanda baca yang terdapat pada EYD yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Macam-macam tanda baca dalam EYD :
1.      Tanda Titik (.)
2.      Tanda Koma (,)
3.      Tanda Titik Koma (;)
4.      Tanda Titik Dua (:)
5.      Tanda Hubung (-)
6.      Tanda Pisah (–, —)
7.      Tanda Elipsis (...)
8.      Tanda Tanya (?)
9.      Tanda Seru (!)

Dibawah ini adalah contoh kesalahan penggunaan EYD dan tanda baca dalam sebuah artikel, dimana saya mengambil artikel yang berjudul “Arti Kesetiaan” ini dari sebuah situs tentang cerita motivasi dan kumpulan kisah inspiratif terbaik. 

ARTI KESETIAAN

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.

Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.

Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-kata: “sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anaknya: “Anak-anakku… Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.”

“Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”

Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa.

Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita..” Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan”.

“Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…”

Analisis kesalahan

Paragraf 1 :
yg seharusnya tidak disingkat, maka EYD yang benar adalah “yang”
lebih 32 tahun bisa diperjelas dengan tambahan kata “dari” sehingga “lebih dari 32 tahun”

Paragraf 2 :
ke tiga seharusnya penulisannya tidak dipisah “ketiga”

Paragraf 3 :
pak suyatno seharusnya dengan huruf kapital “Pak Suyatno”

Paragraf 4 :
pak suyatno seharusnya dengan huruf kapital “Pak Suyatno”
temani istrinya nonton seharusnya “menemani istrinya menonton” agar dibacanya lebih enak maka diberi awalan me-
apa2 saja yg seharusnya “apa saja yang” kata “apa” tidak perlu disingkat dengan ditambahkan angka 2 dan kata “yg” seharusnya tidak disingkat maka ditulis “yang”

Paragraf 5 :
ke 4 seharusnya menggunakan tanda baca penghubung (-) menjadi “ke-4”
anak2 seharusnya tidak diingkat dengan angka 2 melainkan ditulis dengan tanda penghubung (-) menjadi “anak-anak”
yg seharusnya tidak disingkat, maka EYD yang benar adalah “yang”

Paragraf 6 :
ke empat anak suyatno kata “ke empat” seharusnya tidak dipisah menjadi “keempat” dan untuk nama seharusnya menggunakan huruf kapital “Suyatno”

Paragraf 7 :
anak yg sulung berkata kata “yg” seharusnya tidak disingkat dan ditulis “yang” serta setelah kata “berkata” seharusnya diberi tanda baca titik dua (:) menjadi “berkata : “ 

Paragraf 9 :
yg seharusnya tidak disingkat, maka EYD yang benar adalah “yang”
didunia seharusnya penulisannya dipisah “di dunia”

Paragraf 10 :
diberi Tuhan kesehatan seharusnya “diberi kesehatan oleh Tuhan”
 Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit seharusnya diberi tanda baca tanya (?) karena kata “bagaimana” merupakan sebuah kata pertanyaan, untuk “yg” seharusnya tidak disingkat dan ditulis “yang”

Paragraf 11 :
pak suyatno seharusnya dengan huruf kapital “Pak Suyatno”
yg seharusnya tidak disingkat, maka EYD yang benar adalah “yang”

Paragraf 12 :
nara sumber penulisannya tidak dipisah “narasumber”

Paragraf 14 :
yg seharusnya tidak disingkat, maka EYD yang benar adalah “yang”