Ragam Bahasa
serta Pentingnya
Berbahasa yang Baik dan Benar dalam Dunia Sistem Informasi
Berdasarkan pokok pembicaraan :
1.
Ragam bahasa undang-undang
contoh : seperti undang-undang negara dan lain-lain
contoh : seperti undang-undang negara dan lain-lain
2.
Ragam bahasa jurnalistik
contoh : media massa seperti Koran dan majalah
contoh : media massa seperti Koran dan majalah
3.
Ragam bahasa ilmiah
contoh : pembuatan penelelitian karya ilmiah dan skripsi
contoh : pembuatan penelelitian karya ilmiah dan skripsi
4.
Ragam bahasa sastra
contoh : seperti kamus, dan lain-lain
contoh : seperti kamus, dan lain-lain
1.
Ragam lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat
ucap manusia. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata,
dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi
rendah suara atau tekanan, ekspresi wajah, intonasi, dan gerakan tangan
yang bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam
lisan dapat kita temui, misalnya pada saat seseorang berpidato, dalam situasi
perkuliahan, ceramah, dalam percakapan antar teman, dan lainnya.
Ragam lisan yang antara lain meliputi : ragam
bahasa cakapan, ragam bahasa pidato, ragam bahasa kuliah, ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa
lisan diantaranya :
a. Memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
c. Terikat ruang dan waktu.
d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Kelebihan ragam bahasa lisan
:
a. Dapat disesuaikan dengan situasi.
b. Faktor efisiensi.
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan
gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,
mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa
yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f.
Penggunaan bahasa lisan
bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan
kognitif.
Kelemahan ragam bahasa
lisan :
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak
formal.
2.
Ragam tulis adalah bahasa
yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis seperti kertas dengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan dan kosakata . Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun
susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Ragam tulis dapat berupa ragam
tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui
dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga
dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau
poster.
Ragam tulis yang antara lain meliputi : ragam
bahasa teknis, ragam bahasa undang-undang, ragam bahasa catatan, ragam bahasa
surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut :
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu.
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan dari ragam
bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau
materi yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak
ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan
nilai jual.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh
karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh ragam bahasa
lisan dan ragam bahasa tulis
No.
|
Ragam bahasa lisan
|
Ragam bahasa tulis
|
1.
|
Ibu bilang kalo cuaca udah mendung, pakaian harus cepet-cepet diangkat
|
Ibu mengatakan apabila cuaca sudah mendung, pakaian harus segera diangkat
|
2.
|
Saya tinggal di Bogor
|
Saya bertempat tinggal di Bogor
|
3.
|
Kiki lagi ngerjain tugas Bahasa Indonesia
|
Kiki sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia
|
Berdasarkan hubungan antar pembicara dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara :
1.
Ragam bahasa resmi
2.
Ragam bahasa akrab
3.
Ragam bahasa agak resmi
4.
Ragam bahasa santai
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Ternyata ada perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya, yaitu:
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan ‘di’ pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sebelumnya “oe” sudah menjadi “u” saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, “oe” sudah tidak digunakan.
“Berbahasa Indonesia lah dengan baik dan benar”.
Kalimat ini
sudah sering kali kita baca, dengar, atau tulis. Terkesan sepele dan hanya
sekadar formalitas. Tapi kalau diresapi benar-benar, sungguh dalam maknanya.
Apa
sebenarnya maksud dari kalimat pertama di atas?
Bahasa
sebagai salah satu sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan
agar dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu
bahasa yang sama, dalam hal ini bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang
dipakai tidaklah sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam bahasa yang
berbeda. Pemanfaatan ragam bahasa yang tepat dan serasi menurut golongan
penutur dan jenis pemakaian bahasa inilah yang disebut berbahasa yang baik.
Dapat dikatakan, berbahasa yang baik adalah berbahasa yang sesuai konteks.
Sementara
berbahasa yang benar adalah jika pemakaian bahasa mengikuti kaidah yang
dibakukan. Bahasa yang baik dan tepat sasaran tidak selalu menggunakan kaidah
baku ini. Misalnya, pemakaian bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari
tentu berbeda dengan pemakaian bahasa Indonesia dalam sebuah pidato formal.
Hubungannya didalam sistem informasi adalah
saat berbicara, menyampaikan suatu tujuan maka saat itu kita akan memberikan
sebuah informasi pada lawan bicara kita. Kemudian dalam era tahun ini yang semakin lama
teknologi semakin canggih sangat di butuhkan untuk menggunakan bahasa
yang baik dan benar dalam dunia sistem infromasi agar tidak terjadi kesalahan dalam menerima sebuah
informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar