LAPORAN
ILMIAH
Laporan
ilmiah ialah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok
orang yang berhubungan secara struktural atau kedinasan setelah melaksanakan
tugas yang diberikan. Laporan ilmiah dibuat sebagai bukti pertanggungjawaban bawahan/petugas
atau tim/panitia kepada atasannya atas pelaksanaan tugas yang diberikan.
Laporan ilmiah harus memuat data yang tepat dan benar serta objektif dan
sistematis sehingga dapat dijadikan ukuran untuk membuat pertimbangan dan
keputusan.
Dasar Membuat Laporan Ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :
- Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
- Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
- Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
- Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
- Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
Berikut
ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah :
·
Kegiatan menulis laporan ilmiah
merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
kegiatan ilmiah.
·
Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan
yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
·
Laporan ilmiah merupakan media yang baik
untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
·
Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen
tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat
tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
·
Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai
acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga
untuk laporan.
·
Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis
besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan
pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian,
yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
Jenis-jenis
Laporan Ilmiah
Dari
beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai
berikut :
1.
Laporan
Lengkap (Monograf)
·
Menjelaskan
proses penelitian secara menyeluruh.
·
Teknik
penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu
yang bersangkutan.
·
Menjelaskan
hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
·
Menjelaskan
(juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
·
Organisasi
laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan
seterusnya,haruslah padat dan jelas).
2.
Artikel
Ilmiah
·
Artikel
ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
·
Isi
artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang
obyektif.
·
Artikel
ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam
laporan lengkap.
3.
Laporan
Ringkas
·
Laporan
ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang
lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi
masyarakat umum).
Ciri - Ciri Laporan yang baik
- Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
- Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
- Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
- Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
- Adanya kesimpulan dan saran
- Laporan dibuat menarik dan juga interaktif
Fungsi Laporan Ilmiah
- Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
- Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
- Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.
- Secara ringkas, laporan memiliki fungsi informasi, pengawasan, pengambilan keputusan, dan pertanggung jawaban.
Syarat
Laporan Ilmiah
- Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
- Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
- Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
- Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
- Tulisan disusun dengan metode tertentu
- Tulisan disusun menurut sistem tertentu
- Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
Contoh
:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih
menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita
jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya
tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu),
olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak
mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat
yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu
tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut
berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas.
Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan
tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke
dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
a. Tumbuhan Lumut
b. Perkembangan dan pertumbuhan lumut
c. Pengaruh pemberian cahaya pada
tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini :
a. Untuk membuktikan perbedaan
kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
b. Untuk menambah wawasan pengetahuan
tentang makhluk hidup
c. Untuk mengetahui dan lebih mengenal
tentang tumbuhan lumut
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini
adalah :
a.
Dapat
menentukan habitat tumbuhan lumut
b.
Dapat
mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut
c.
Dapat
menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan
d.
Dapat
memahami keanekaragaman hayati
e.
Dapat
mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
a.
Metode
observasi
b.
Membaca
beberapa buku di perpustakaan sekolah
c.
Mengumpulkan
data dari internet.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan para pembaca penulis menyusun laporan
ilmiah ini dalam beberapa bab yaitu :
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.5 METODE PENULISAN
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN
PENELITIAN
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
4.2 PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki
ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada habitat
khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan
hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara
keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi
yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting
yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang
mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi
diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun
untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
a.
Faktor
cahaya, Umumnya
tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya.
b.
Faktor
temperature
c.
Faktor
Air, Intensitas
penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi
tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
- Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
- Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
d.
Faktor
angin
e.
Faktor
edafik, meliputi
tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah
yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan
abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu, melainkan
hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan
lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu lumut
juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan
lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi mendapat
sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak
dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam
suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut :
- Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
- Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
- Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
- Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
- Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
- Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
- Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
- Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
- Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
- Apakah ada data diluar kurva
- Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
- Ø Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
- Ø Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
:
Ember
Gayung
Penggaris
Pisau
Kertas
hvs dan alat tulis
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
Kayu
Air
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
- Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
- Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama
- Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm)
- Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran : Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
- Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda :
Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan
pencahayaan cukup terang
Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan
pencahayaan sangat terang
6. Setelah beberapa hari lakukanlah
pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut
sudah tumbuh lumut
7. Lakukan peninjauan setiap 3
hari sekali, dan catat hasilnya
8. Apakah terdapat perbedaan
pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember?
9. Catat setiap terjadi perbedaan dan
peristiwa
10. Olah semua data yang telah
terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
11. Tariklah suatu kesimpulan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari
tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu
tersebut telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan
penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya
menjadi suatu laporan ilmiah.
Adapun data yang terkumpul selama penelitian terhadap proses
pertumbuhan lumut, adalah sebagai berikut :
Dalam
bentuk tabel :
NO
|
HARI KE-
|
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU
DI EMBER
|
KETERANGAN
|
|
EMBER A
|
EMBER B
|
|||
1
|
3
|
5 Cm2
|
0 Cm2
|
Air berubah menjadi keruh
|
2
|
6
|
19 Cm2
|
6,1 Cm2
|
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
|
3
|
9
|
42,3 Cm2
|
14 Cm2
|
Pada ember A air berubah warna
menjadi hijau pekat
|
4
|
12
|
98,8 Cm2
|
35,6 Cm2
|
Pertumbuhan lumut yang sangat
cepat terjadi pada ember A
|
5
|
15
|
137 Cm2
|
33,2 Cm2
|
Pada ember B kayu menjadi keropos
|
6
|
18
|
150 Cm2
|
42,8 Cm2
|
Pada ember A lumut menutupi
seluruh permukaan kayu
|
7
|
21
|
150 Cm2
|
62 Cm2
|
Pada ember B kayu berubah menjadi
hitam dan kropos
|
Catatan : Luas kayu total pada ember 150 Cm2
Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember
B : Diletakan di halaman teras depan rumah (panas) dengan pencahayaan .
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis
data yang di peroleh dari penelitian
- Secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
- Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan
hasil dengan teori yang ada
- Teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada
umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1.
Bentuk tubuhnya pipih
2.
Bersel banyak
3.
mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4.
Melekat pada substartnya
5.
Bersifat Aututrof
6.
Bentuk akar seperti benang-benang
7.
Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan
lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga
ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan
diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air,
seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni
rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai
penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons),
dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan
perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai
berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium
yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi
besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang
tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan
teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang
proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang
pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam
pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya
termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami
tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan
pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih
di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik
lagi.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar